Tentang rasa;
Dia sibuk menulis kata di selembar kertas putih.
Sesekali menghapusnya kemudian kembali menulis lagi. Walaupun kertas itu sudah
terlihat lusuh dan kotor tapi dia
terlihat asyik dan sangat menikmati.
Aku masih mengamatinya dari jauh. Beberapa menit kemudian dia terlihat
bosan dan lelah. Tak berapa lama dia menyobek-nyobek kertas dan membuangnya ke tong
sampah, kemudian pergi begitu saja.
Aku menghela nafas dan tersenyum.
Andai saja menghilangkan rasa semudah seperti
menghapus kata di selembar kertas putih.
Andai saja menghilangkan rasa semudah seperti menyobek kertas kemudian membuangnya begitu
saja di tong sampah.
Ah itu semua hanya wacana! Hanya hipotesa. Hampir tak
pernah ada.
Karna tiap rasa itu punya cerita yang tertulis di
lembar hidup kita. Ketika kita sudah lelah menjaga rasa, akan butuh banyak
penghapus untuk menghilangkannya, akan butuh energi ekstra untuk
menyobek-nyobeknya dan akan butuh banyak tong sampah untuk membuangnya.
Tapi setidaknya aku bisa belajar dari dia; anak TK yang sedang
belajar menulis. Aku belajar cara menghapus
rasa. Belajar membuang rasa sebelum menjadi luka ;’)
Tentang rasa; asa yang direkayasa :')
-Lyn-
Andai saja menghilangkan rasa semudah seperti menyobek kertas lalu membuangnya begitu saja.. :)) andai saja... andai saja... *R23
BalasHapusSeandainya saja
BalasHapustentang rasa, asa yang direkayasa.
BalasHapussuka deh :) nice!
hee makasih kak maya :)
BalasHapus